Kayatogel Taiwan RTP QQOnline303 Kakekpro Login Rajaslotter Slot Ghacor Alternatif IDN Permai99 Pusat Slot

Passive-Aggressive Tanda-tanda, Pengaruh dan Penyebabnya

Passive Aggressive Tanda-tanda Pengaruh dan Penyebabnya

Pielyviaje – Mungkin kamu pernah mengalami situasi di mana seorang teman atau pasangan terus-menerus menerapkan metode “silent treatment” ketika ada masalah dalam hubunganmu. Di sisi lain, mereka bersikeras dengan pernyataan bahwa semuanya baik-baik saja, meskipun tindakan mereka jelas bertentangan dengan kata-kata tersebut. Kondisi semacam ini dapat dianggap sebagai contoh perilaku “passive-aggressive.”

Perilaku passive-aggressive adalah perilaku yang seringkali terlihat seolah-olah tidak berbahaya dan tidak disengaja, tetapi sebenarnya secara tak langsung mencerminkan motif agresif yang mungkin tidak disadari oleh orang yang bersangkutan. Individu yang memiliki sifat “passive-aggressive” cenderung menunjukkan penolakan terhadap permintaan orang lain dengan ekspresi wajah cemberut atau perilaku keras kepala. Mereka biasanya lebih suka membiarkan orang lain mengambil kendali atas situasi daripada menggunakan pendekatan yang lebih langsung seperti yang biasa dilakukan oleh individu dengan perilaku “active-aggressive.” Dalam hal ini, mereka mencoba mengendalikan situasi dengan cara yang tidak jelas atau kurang terlihat.

Tanda-Tanda Perilaku Passive-Aggressive

Perilaku “passive-aggressive” dapat mengambil berbagai bentuk. Ketika seseorang menunjukkan perilaku ini, ada kemungkinan besar mereka akan melakukan tindakan-tindakan seperti yang berikut:

  • Memberikan pujian yang terasa tidak langsung, seperti contoh dalam kalimat “Saya melihat kamu mencuci piring. Saya cukup terkejut.”
  • Memberikan perlakuan diam atau menerapkan “silent treatment.”
  • Menolak permintaan kamu secara tak langsung, tanpa mengatakannya secara langsung, dan sering kali tidak mengambil tindakan apapun terkait permintaan tersebut.
  • Mengulur waktu ketika diminta untuk melakukan sesuatu, kadang-kadang merespons dengan sarkasme atau sindiran halus terhadap permintaan kamu.

Orang yang bersifat “passive-aggressive” seringkali cenderung berulang kali menegaskan bahwa semuanya baik-baik saja atau bahwa mereka tidak memiliki masalah, bahkan ketika perilaku mereka menunjukkan bahwa mereka marah atau merasa tidak baik-baik saja. Dengan menolak mengakui perasaan mereka, mereka seringkali menghentikan komunikasi lebih lanjut dan enggan untuk membahas masalah tersebut.

Pengaruh Perilaku Passive-Aggressive

Ketika seseorang menunjukkan perilaku “passive-aggressive,” ini bisa memiliki dampak negatif pada hubungannya karena ia tidak menyampaikan perasaannya dengan jelas. Orang yang berinteraksi dengan mereka mungkin merasa bingung mengapa perilaku tersebut terjadi atau mengapa permintaan mereka diabaikan tanpa penjelasan yang memadai. Ini menciptakan kebingungan tentang situasi yang sebenarnya terjadi.

Seiring berjalannya waktu, perilaku “passive-aggressive” ini dapat merusak hubungan secara signifikan. Memiliki pasangan dengan sifat ini mungkin membuat seseorang merasa frustrasi karena terus-menerus harus memohon untuk hal-hal yang seharusnya dilakukan dengan kerjasama yang baik. Tanggapan sarkastik yang diberikan oleh pasangan “passive-aggressive” juga bisa memicu rasa ketidaknyamanan.

Lebih lanjut, ketertutupan individu yang bersikap “passive-aggressive” terhadap perasaan dan kemarahannya dapat menyebabkan tingkat frustrasi yang semakin tinggi. Situasi ini cenderung memburuk jika tidak ada upaya untuk menyelesaikan masalah dan berkomunikasi dengan jujur.

Di dunia kerja, karyawan yang menunjukkan perilaku “passive-aggressive” mungkin menghadapi risiko pemecatan. Di lingkungan sekolah, seorang siswa yang bersikap “passive-aggressive” bisa mendapatkan nilai yang rendah karena seringkali mengabaikan tugas atau menyelesaikannya terlambat, yang pada akhirnya dapat merusak prestasi akademis mereka.

Penyebab Perilaku Passive-Aggressive

Perilaku “passive-aggressive” dapat berdampak negatif pada hubungan dalam berbagai konteks, termasuk keluarga, percintaan, tempat kerja, dan sekolah. Namun, mengapa perilaku destruktif ini sering muncul? Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi perilaku “passive-aggressive,” seperti yang dilaporkan oleh Verywell Mind pada tanggal 26 September 2023:

Pendidikan Keluarga

Beberapa peneliti mempercayai bahwa perilaku “passive-aggressive” mungkin berasal dari lingkungan keluarga di mana ekspresi emosi secara langsung tidak diizinkan atau dilarang. Akibatnya, individu tersebut mungkin merasa sulit untuk mengungkapkan perasaan mereka secara terbuka, dan sebagai gantinya, mereka mencari cara untuk mengekspresikan kemarahan atau frustrasi secara tidak langsung.

Status Kesehatan Jiwa

Penelitian telah menunjukkan adanya korelasi antara depresi dan perilaku “passive-aggressive” terhadap diri sendiri. Hal ini diperkirakan disebabkan oleh kombinasi sikap individu tersebut, cara mereka menafsirkan situasi negatif, dan bagaimana mereka merespons tekanan.

Keadaan Situasional

Situasi tertentu juga dapat memengaruhi perilaku “passive-aggressive.” Misalnya, ketika seseorang berada di lingkungan di mana perilaku agresif tidak sosial, seperti dalam acara bisnis atau keluarga, individu tersebut mungkin lebih cenderung merespons dengan cara diam-diam ketika mereka merasa marah.

Ketidaknyamanan dalam Pertentangan

Bersikap tegas dan terbuka secara emosional tidak selalu mudah dilakukan. Ketika menghadapi kesulitan dalam membela diri atau mengungkapkan perasaan, perilaku “passive-aggressive” mungkin tampak sebagai alternatif yang lebih mudah untuk mengatasi emosi tanpa harus menghadapi sumber kemarahan.